Kelas Inspirasi #2 Bondowoso
Seminggu sudah acara Kelas Inspirasi #2 Bondowoso berlalu. Namun euforianya masih terasa hingga sekarang. Simak cerita saya selama kegiatan ini! :)
Awal saya mengetahui Kelas Inspirasi Bondowoso dari teman satu SMA saya, sebut saja namanya Asno. Dia pernah mengikuti Kelas Inspirasi di tahun 2014, dan saya iri! Bagaimana dia bisa ikut bergabung menjadi relawan panitia sedangkan saya tidak? Akhirnya dia berjanji untuk mengabari saya apabila dibuka pendaftaran untuk menjadi relawan panitia. Akhirnya setelah setahun lebih tidak ada kabar, pada pertengahan bulan November setelah saya yudisium dia mengunggah foto di linimasa LINE. Akhirnya saya mendaftar saat itu juga! Terimakasih Asno! J
Awal saya mengetahui Kelas Inspirasi Bondowoso dari teman satu SMA saya, sebut saja namanya Asno. Dia pernah mengikuti Kelas Inspirasi di tahun 2014, dan saya iri! Bagaimana dia bisa ikut bergabung menjadi relawan panitia sedangkan saya tidak? Akhirnya dia berjanji untuk mengabari saya apabila dibuka pendaftaran untuk menjadi relawan panitia. Akhirnya setelah setahun lebih tidak ada kabar, pada pertengahan bulan November setelah saya yudisium dia mengunggah foto di linimasa LINE. Akhirnya saya mendaftar saat itu juga! Terimakasih Asno! J
Doodle art oleh kak Kinanthi via grup WA Relawan KI
Ini
akan menjadi kegiatan kesukarelawanan saya yang pertama. Karena resolusi tahun
2015 saya salah satunya yaitu mengikuti volunteering, maka jodoh juga
dengan Kelas Inspirasi! Sambil menunggu wisuda, marilah kita mengisi hari-hari
sebagai fresh graduate dengan kegiatan yang positif!
Beberapa
bulan berlalu, saya berkumpul dengan orang-orang yang memiliki karakter
berbeda tentunya. Dan itu yang saya sukai ketika ikut suatu kepanitiaan. Ya,
namanya juga berbeda-beda, pengerjaan tentang suatu deadline pun ada
yang cepat ada yang lambar. Ada yang menghilang, ada yang selalu hadir. Semacam
itulah kiranya.
Semalam
sebelum dilakukan Hari Inspirasi, ada ramah-tamah dengan muspika Kecamatan
Sempol. Antusiasme bapak dan ibu tertuang lewat sambutan yang apabila ditotal
mungkin saja bisa 3 SKS, haha. Intinya bapak dan ibu di sini sangat senang dan
menyambut dengan gembira. Karena sejatinya siswa-siswi di sini sudah memiliki
modal yaitu rajin. Bagaimana tidak? Pukul 06.00 WIB sudah standby di
sekolah. Hal itu dikarenakan orang tua di sini yang merupakan pekerja di kebun
PTPN XII, sehingga dengan berangkatnya para orang tua maka anak-anak mereka pun
juga berangkat ke sekolah. Luar biasa!
Bapak Cagar Budaya GTR (Gotong Royong) beserta kepala sekolah dan muspika Kecamatan Sempol melihat pemutaran Kelas Inspirasi via dokumentasi pribadi
Acara ramah-tamah ini merupakan acara yang berbeda menurut penuturan relawan yang pernah mengikuti Kelas Inspirasi. Di kota lain, tidak terdapat ramah-tamah dengan jajaran muspika, sedangkan di sini dilakukan ramah-tamah. Hal ini juga baik, mengingat Kelas Inspirasi baru dua tahun berjalan di Kabupaten Bondowoso J
Untuk
pelaksanaan Kelas Inspirasi #2 Bondowoso ini yaitu pada 11-13 Maret. Mengapa
lama? Karena kali ini diadakan di daerah terpencil, yakni sekitar 50 km dari
pusat kota. Sebenarnya bisa ditempuh dalam satu hari saja, namun hal itu sangat
berisiko. Karena selain kelelahan menyetir, jalan yang dilalui pun tidak mulus.
Sehingga panitia lebih suka untuk menginap.
Kelas
Inspirasi #2 Bondowoso ini diadakan di Kecamatan Sempol. Sekolah yang dipilih
yaitu SDN Sempol 1, SDN Sempol 2, SDN Kalianyar 2 dan SDN Jampit 1. Empat
sekolah dalam satu hari, sebanyak 11 pengajar memberi inspirasi, dan 15 relawan
dokumentator yang mendokumentasikan berjalannya acara. Dan acara berjalan
dengan sukses, dengan kolaborasi kami semua.
Dan
akhirnya tiba pada Hari Inspirasi. Semua persiapan yang dilakukan bulan-bulan
sebelumnya, akan dieksekusi hari ini. Saya sebagai manusia yang baru pertama
kali mengikuti kegiatan seperti ini sangat excited. Deg-degan dan tidur
tidak nyenyak – selain karena suhu udara pada malam hari sangat dingin. Apa
yang akan terjadi esok hari?
Pagi-pagi
kami bersiap menuju sekolah yang sudah diplotkan. Kami berangkat
berpasang-pasangan mengendarai motor. Saya dan beberapa orang lain bertugas di
SDN Jampit 1. Jalan menuju ke sana memang tak mudah, berupa kombinasi antara batu
dan tanah. Kami mendapat sekolah tujuan terjauh rupanya.
Sesampainya
di sekolah akhirnya kami menyalami para guru sebelum memulai acara.
Spanduk Kelas Inspirasi #2 Bondowoso via dokumentasi pribadi
Selamat datang di SDN Jampit 1 via dokumentasi pribadi
Saat
kami tiba, adik-adik SDN Jampit 1 masih berkeliaran. Ada yang bermain di
halaman sekolah, maupun di warung di belakang sekolah. Oleh karena itu,
guru-guru pun menginstruksikan adik-adik ini untuk berbaris ala upacara, khusus
kelas 4, 5, dan 6. Setelah berbaris, maka pembukaan acara pun dimulai. Para
relawan memperkenalkan diri, nama saja tanpa profesi agar mereka penasaran
dengan kakak-kakak relawan pengajar nantinya.
Hayo, ngapain tuh? via dokumentasi pribadi
Setelah acara pembukaan acara selesai, lantas mereka masuk ke kelas masing-masing. Diikuti dengan para relawan. Untuk sesi pertama, dimulai dengan kak Hardi Alunaza yang dipanggil kak Al. Seorang penulis juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sesi kedua diisi oleh Kak Daeff dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang. Di kelas kak Daeff ini adik-adik ada tugas untuk menggambar tumbuhan di sekitar sekolah loh! Seru! Sesi terakhir merupakan sesi dari dokter muda, yaitu kak Zhara. Untuk profesinya mudah ditebak karena kak Zhara menggunakan jas lab serta stetoskop. Lucu sekali melihat tingkah adik-adik ketika mendengar degup jantung teman-temannya. “Dub....Dub....Dub....” suaranya. Bahkan ada yang berbunyi “Ngeeeng....Ngeeeeng....” katanya. Entah itu suara degup jantung atau kendaraan bermotor? :D
Mendengar penjelasan kak Zhara tentang pertolongan pertama akibat terluka hatinya via dokumentasi pribadi
Bukan keterbatasan namanya, tapi semangat! via dokumentasi pribadi
Setelah
sesi terakhir, maka sesi penutup yang menuliskan cita-cita berdasarkan
keinginan mereka. Pengabadian cita-cita ini tidak dilakukan seperti tahun
sebelumnya, dimana cita-cita ditulis dan dilepas dengan balon. Kali ini,
cita-cita ditulis dalam frame berbentuk rumah dari tusuk es krim.
Setelah itu, adik-adik akan membawa pulang serta menyimpannya di rumah. Semoga
cita-cita kalian tercapai, ya!
Tidak
ada yang lebih berkesan dari melihat aksi relawan pengajar di dalam kelas,
ketulusan senyum siswa-siswi sekolah, serta jajaran muspika Kecamatan Sempol yang
mendukung terselenggaranya acara ini. Sungguh, saya benar-benar menikmati
kegiatan ini. Kegiatan volunteering pertama saya yang berkesan. Semoga
dalam beberapa tahun ke depan, menjadi bagian dari relawan pengajar, bukan lagi
relawan panitia! J
Relawan panitia, relawan dokumentator serta relawan pengajar via dokumentasi pribadi
0 comments