HMNS The Perfection: Bukan Wangi Bapack-bapack!

by - 7/09/2021

Itu yang saya lontarkan (dalam hati, lalu dari mulut) ketika seorang teman menghidu aroma rilisan terbaru eau de parfum karya Christian Sugiono bersama HMNS: The Perfection.


Secara hiperbola, wangi berkas atas (top note) akan menarik imajinasi saya jauh ke abad pertengahan ketika rentetan kejadian dalam buku Nathaniel's Nutmeg terjadi.


Ada hubungan abstrak antara buku dan berkas aroma The Perfection yang sudah diterjemahkan menjadi Pulau Run.


Sehingga akhirnya menjadi "wangi tema" dari buku tersebut –setidaknya menurut saya pribadi. 


Kok gitu? Lanjut aja bacanya~

Sekilas buku Pulau Run

Inti dari buku menceritakan bagaimana Kepulauan Maluku, utamanya Pulau Run menjadi magnet pelaut dan saudagar dari Eropa kala itu.


Pelaut dan saudagar saat itu mencari pala yang saking berharganya, melebihi emas. Di Eropa kala itu, harga untuk lima kilogram pala diharga 500 kali lipat harga aslinya! Atau harga ½ kg pala setara 7 ekor lembu gemuk!


Khasiat untuk pengobatan yang menurut kabar burung sangat luar biasa –selain untuk hidangan masakan dan minuman—menjadikan rempah-rempah seperti pala makin dicari.


Tak salah jika antar bangsa Eropa seperti Inggris dan Belanda berani berperang untuk memonopoli pulau penghasil rempah-rempah, contohnya seperti di buku Pulau Run ini.


Syahdan pala dari Pulau Run memiliki kekhasan tersendiri. Berbeda dari pala yang tumbuh di Ternate, Tidore, Bacan, Halmahera, atau Banda.


Singkat cerita pertempuran, perlawanan, sampai pengepungan selama puluhan tahun dilakukan untuk mendapatkan pulau kecil yang luasnya hanya 330 hektar atau seluas empat kali luas Lapangan Monas ini.


Korban jiwa tak hanya kedua bangsa Eropa tadi, ada pula suku-suku asli yang mendiami Pulau Run dan sekitarnya yang kini (kemungkinan) punah karena menolak untuk menyerahkan tanah airnya.


Di akhir cerita, Belanda akhirnya “memenangkan” Pulau Run yang kini termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah saat ini.


Berdasarkan Perjanjian Breda di Pasal 3, disebutkan Pulau Run yang sebelumnya milik Inggris tetapi diduduki Belanda, menjadi milik Belanda. Di belahan dunia lain, Pulau Manhattan (di Amerika Serikat sekarang) yang dipunyai Belanda menjadi hak koloni Inggris.


Wanginya Mengingatkan pada....

Katanya, berkas atas dari wangi The Perfection ini adalah pala dan cengkeh. See? Sangat rempah, dan sangat berbau “zaman kolonial” sekali bukan?


Seketika teringat slogan gold, glory, gospel dalam buku sejarah! Haha!


Pun saat saya coba menikmati aromanya, kesan yang saya rasakan adalah “Damn! I miss Ternate so bad!”


Selain teringat pada buku karangan Giles Milton tadi, wangi berkasnya mengingatkan saya ketika baronda (mengelilingi) Pulau Ternate atau melewati hamparan pala dan fuli yang sedang dijemur di bawah terik matahari.


Hal ini tak lain dan tak bukan karena saya pernah tinggal di Maluku Utara selama hampir dua tahun.


Memori akan pengalaman hidup di tanah Marimoi Ngone Futuru nan jauh terlintas di kepala selama beberapa saat.



Selama itulah hidung saya tak jauh menghirup paduan aroma laut, petani pala yang menjemur hasil panennya, cakalang fufu, serta cap tikus (canda cap tikus!).


Secara umum, review orang-orang yang saya tonton dan baca menyebutkan bahwa harumnya seperti "lelaki sukses", "pria mapan, seperti Christian Sugiono", sampai "siap memberi yang terbaik di ranjang". 


Tapi bagi saya yang pernah mencicipi hidup di bagian Indonesia timur, hal seperti itu tak berlaku.


Wanginya memang menyegarkan tetapi sekaligus menenangkan. Membikin suasana menjadi lebih kalem, dan memberi kesan chill, dan segala pekerjaan akan beres.

Biar valid via dokumentasi pribadi


Berkas-berkas selanjutnya yang tercium di hidung saya adalah wewangian hutan lembab(?)  yang lagi-lagi mengingatkan saya ketika di pulau Bacan dan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata. Ini tidak membosankan!


Semakin dicium semakin meronta ingin menonton Festival Teluk Jailolo (FTJ), kegiatan tahunan di Kabupaten Halmahera Barat. Yang artinya menurut saya bau-bau berkas The Perfection ini masih cocok sekali dipakai untuk berkegiatan di luar ruangan.


Penutup

Setelah dibaca-baca, ternyata isinya bukan review ya! Ya iyalah wong saya bukan frag-head. Saya sendiri baru membeli wewangian saja bulan ini.


Saya juga bukan orang yang pakai wewangian kalau mau ke luar rumah. Namun membeli The Perfection tidak membuat saya rugi, karena memang semembekas itu 😊


Parfum ini mengingatkan saya pada sesuatu yang pernah saya alami: tempat, pengalaman, dan orang-orang.


Akhir kata, terima kasih saya haturkan pada Tim HMNS dan Christian Sugiono yang tak patah arang saat melakukan percobaan sehingga menghasilkan wangi yang menghantam saya dengan memori indah di Maluku Utara!


Saya akan hemat-hemat demi bisa memakainya saat berkunjung ke FTJ. Semoga!


Bacaan:


https://jelajah.kompas.id/jalur-rempah/baca/balada-pulau-yang-ditukar/#:~:text=Pulau%20itu%20adalah%20Run%2C%20daratan,New%20York%20City%2C%20Amerika%20Serikat.


https://ulasanpustakaanak.wordpress.com/2019/03/29/ulasan-buku-pulau-run/


https://www.youtube.com/watch?v=DNGEI0gf54o

You May Also Like

0 comments