Memang Saya Harus Dipaksa Menulis
Saya memang suka menulis, tapi sayangnya tidak rutin dan gaya menulis saya masih belum stabil. Kadang begini, kadang begitu. Pokoknya belum konstan, lah!
Ngomong-ngomong saya sedang berada di Pare, Kediri yang terkenal dengan Kampung Inggris-nya itu lho. Saya di sini untuk membiasakan diri berlatih untuk tes IELTS yang tak tahu akan saya ambil kapan. Yang penting, saya tahu dulu! Hehe.
Nah, karena saya terdaftar di kelas Persiapan IELTS, dan IELTS --seperti tes kemampuan bahasa lainnya-- saya dipaksa menulis. Tak tanggung-tanggung, setidaknya lima hari dalam seminggu saya dipaksa menulis esai ala tes IELTS. Minimal 250 kata harus saya tulis di esai itu. Memang mungkin lebih sedikit daripada tulisan-tulisan tidak jelas saya di blog.
Karena saya dipaksa menulis, maka rasanya saya sudah mulai ketagihan. Dan saya berencanayang muluk-muluk untuk menulis artikel berbahasa Inggris dan mengirimkannya ke situs-situs berbahasa Inggris pula. Hehe.
Tapi kalau dipikir-pikir, menulis artikel di media berbahasa Indonesia saja tidak pernah ini malah mau menulis di media berbahasa asing! Edan ya Anda?
Sebenarnya ada keingin kuat sebulan terakhirn untuk menulis di media anak muda semacam Mojok atau VICE Indonesia. Tetapi entah kenapa jadi kaku dan mengalami apa yang disebut writer's block. (Halah, bilang saja kau hanya tidak berbakat, Malih!)
Menulis di blog secara rutin saja sudah bersyukur, harusnya. Tapi keinginan melebihi kebutuhan jadi saya bersikeras untuk menulis di media. Doakan saja terjadi!
Ngomong-ngomong saya sedang berada di Pare, Kediri yang terkenal dengan Kampung Inggris-nya itu lho. Saya di sini untuk membiasakan diri berlatih untuk tes IELTS yang tak tahu akan saya ambil kapan. Yang penting, saya tahu dulu! Hehe.
Nah, karena saya terdaftar di kelas Persiapan IELTS, dan IELTS --seperti tes kemampuan bahasa lainnya-- saya dipaksa menulis. Tak tanggung-tanggung, setidaknya lima hari dalam seminggu saya dipaksa menulis esai ala tes IELTS. Minimal 250 kata harus saya tulis di esai itu. Memang mungkin lebih sedikit daripada tulisan-tulisan tidak jelas saya di blog.
Karena saya dipaksa menulis, maka rasanya saya sudah mulai ketagihan. Dan saya berencana
Enanya menjadi kutjing tapi tida bisa ngeblog :) via Medium
|
Sebenarnya ada keingin kuat sebulan terakhirn untuk menulis di media anak muda semacam Mojok atau VICE Indonesia. Tetapi entah kenapa jadi kaku dan mengalami apa yang disebut writer's block. (Halah, bilang saja kau hanya tidak berbakat, Malih!)
Menulis di blog secara rutin saja sudah bersyukur, harusnya. Tapi keinginan melebihi kebutuhan jadi saya bersikeras untuk menulis di media. Doakan saja terjadi!
0 comments