• Home
  • Author
  • Send a raven!
spotify goodreads SoundCloud

Huis van Abdï

Diberdayakan oleh Blogger.
Kemarin saya begitu kompulsif: membeli dua tiket pertunjukan grup musik yang berbeda.

Yang pertama di acara Fuse Experience. Alasan pertama saya ingin sekali menonton The Trees and The Wild (TTATW). Saya sudah lama ingin menyaksikan secara langsung pertunjukan mereka. Namun apa daya pembelian tiket yang murah (menurut saya) habis pada 24 Februari.

Ya memang saya salah sih, kemarin harinya saya tidak langsung membelinya. Yang bikin uring-uringan, saya sudah telanjur transfer ke Gopay pada hari Seninnya! Makin meradanglah kejiwaan saya.

Beruntungnya saat saya iseng melihat tiket pertunjukan Stars & Rabbit (SR) di aplikasi Gojek, muncullah tombol pembelian tiket Fuse Experience tadi! Sungguh hari yang berutung!

Langsung tanpa babibu lagi saya membelinya, untung saldonya berlebih!

Pertunjukkan kedua, adalah tentu SR seperti yang sudah saya tulis tadi. Setelah men-top up saldo Gopay, kembalilah saya membayar tiket pertunjukan Stars and Rabbit--dengan warna baru.

Saya penasaran sekali karena personelnya baru. Saya tidak mengikuti kiprah Elda sejak dari EVO Band, jadinya saya penasaran dengan personel baru dari EVO tadi.

Kita lihat, minggu depan saya akan menonton SR di M-Bloc, ada yang menonton juga?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sejujurnya saya bingung mau menulis apa di tantangan 30 Hari Bercerita ini. Tapi sepertinya harus ada yang diceritakan.

Jadi, sebenarnya saya memiliki masalah dalam menentukan skala prioritas. Saya butuh ini, maka saya membeli itu yang prioritasnya bisa lebih rendah.

Selain itu, saya kadang kompulsif karena mendengar atau membaca sesuatu yang menurut saya menarik. Padahal tidak butuh butuh amat.

Minggu depan mungkin saya akan bertemu orang yang sudah lama berinteraksi di internet namun baru kali ini akan bertemu. Dan saya rasa saya butuh untuk upgrade penampilan.

Tapi yang saya beli malah shampoo. Ya, meski itu untuk jangka panjang tapi prioritas untuk meng-upgrade penampilan jadi terabaikan.

Begini hidup, selalu ada prioritas ada yang tidak 🙄
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Hari ini sepertinya lagu yang saya putar berulang adalah lagu dengan genre pop kota. Genre ini dikenal juga dengan nama genre city pop.

Sungguh saya baru tahu bahwa genre ini populer di lantai dansa tahun 1980an. Dan ternyata telinga saya sudah lebih dahulu menikmatinya ketimbang pikiran saya.

Lewat lagu Selangkah Ke Seberang yang diaransemen ulang oleh White Shoes and the Couples Company (WSATCC), ternyata saya sudah menikmatinya. Meski namanya tak begitu saya kenal.

Hari ini mood saya tidak terlalu bersemangat. Rasanya overwhelmed sekali. Entah karena pengakuan yang saya buat semalem ketika sedang bersama dengan teman-teman atau apa.

Akhirnya meluncur jemari dengan mencari lagu Mariya Takeuchi di YouTube.

Perlahan saya cari lagu Plastic Love yang dia nyanyikan hampir setengah abad lalu ini. Ternyata, terdengar familiar karena sebelumnya saya mendengarkan gubahan Pablo Cikaso di lagu Bersandar milik WSATCC.

Puas berulang kali mendengar baik Bersandar dan Plastic Love, saya menemukan satu penyanyi Indonesia yang lagu-lagunya bergenre pop kota: Aya Anjani.

Saya langsung menyukai lagu-lagunya. Setidaknya, telinga saya tidak menolak atau merasa risi dengan deretan lagu Aya.

Lantas saya berselancar di Spotify dan menemukan daftar putar lagu-lagu bergenre pop kota, namun dalam bahasa Jepang.

Jiwa "jejepangan" saya kembali bergolak dari tidur panjangnya. Saya sepertinya jatuh cinta dengan genre satu ini.

Meski mood hari ini tidak begitu berkobar-kobar, tapi saya nobatkan hari ini sebagai Hari dengan Genre Pop Kota.

Karena sebagian besar lagu yang saya dengarkan hari ini bergenre pop kota. Agak susah sebenarnya untuk menggambarkan secara tepat, namun saya akan menambah mood dengan "pop kota".

Mood yang tidak terikat cuaca dan faktor abiotik lainnya. Ya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kalau sudah malas, ga sreg, bukan passion agaknya sudah untuk saya mengerjakan sesuatu.

Ini yang terjadi ketika saya membuat konten mengenai virus Corona baru atau yang dikenal 2019-nCoV.

Mulanya susah karena memang, topiknya agak tidak terlalu berhubungan secara langsung antara variabel ini dan itu.

Pun, presedennya terbatas dengan potensi. Inilah susahnya 

Karena potensi bisa saja terjadi di segala lini. 

Tapi, setidaknya saya sudah berusaha. Like akhirnya penambal rasa gamang tadi.

Gamang tidak bisa mengerjakan. Padahal tidak mengerjakan apa susahnya?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Seperti inilah kalau lagi creative block, tiada inspirasi yang menghampiri. Kenapa bisa ya?

Setelah ditilik ternyata karena kurangnya berita mengenai suatu topik. Mau membuat topiknya? Eh keburu kena creative block tadi.

Seharusnya punya standar, misalnya satu unggahan tiap hari. Tapi ini tidak terjadi karena tidak ada artikel beritanya.

Ya, kadang hidup serumit itu.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Jadi ceritanya, saya kembali menanyakan pekerjaan saya. Apakah dengan mengunggah ke media sosial orang-orang akan berubah persepsinya?

Apakah akan berubah perangainya? Apakah akan berubah perilakunya?

Kalau dipikir-pikir, pekerjaan ini mudah, tapi menantang.

Agak tricky memang, tapi harus dijalani ya.

Sudah setengah tahun tapi serasa baru sebulan ini optimal melakukan "sesuatu" itu. Entahlah.

Mari kita nikmati setahun ke depan :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Valar morghulis

About Me

Me, is an enigma --for you, for the universe and for I myself. I write what I want to write. Scribo ergo sum. I write, therefore I am.

Follow Me

  • spotify
  • goodreads
  • SoundCloud

Hot Post

Maester's Chamber

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret 2024 (1)
      • Merenungkan Eros dan Growing Into Love
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari 2023 (1)
  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  Januari 2022 (1)
  • ►  2021 (5)
    • ►  Oktober 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (1)
  • ►  2020 (38)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (2)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (18)
    • ►  Januari 2020 (12)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Desember 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Juli 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (2)
    • ►  Februari 2019 (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (2)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (1)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  September 2017 (3)
    • ►  Agustus 2017 (1)
    • ►  Juli 2017 (2)
    • ►  Juni 2017 (1)
    • ►  Mei 2017 (1)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  Maret 2017 (4)
    • ►  Februari 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (3)
  • ►  2016 (10)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (1)
    • ►  Agustus 2016 (1)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  Maret 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (22)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (6)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (2)
    • ►  Maret 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (1)
  • ►  2014 (5)
    • ►  Desember 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)

Tags

acara berjalan-jalan dapur kamar renungan kamar tengah kotak musik perpustakaan ruang tengah taman belakang

Created with by ThemeXpose