Ulasan Tahun 2015
Sudah di penghujung tahun, mari kita ulas apa yang
terjadi setahun ini! J Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, menurutku
tahun 2015 ini terasa agak lebih lama. Apa karena tahun ini ada makhluk manis
bernama ‘skripsweet’ sehingga terasa lebih lama? Entahlah.
Menurutku,
setiap tahun punya pesan yang disampaikan. Pesan yang menjadikan kita pribadi
yang lebih. Ibarat ceritera, selalu ada nilai-nilai yang dapat kita petik dari
tahun-tahun yang kita lalui.
Untuk tahun
ini, kunobatkan tahun ini menjadi “Tahun Penundaan”. Kenapa? Karena memang,
dari banyak bulan, entah kenapa selalu bernada sama. Penundaan. Apa-apa
ditunda, apa-apa diundur. Jadinya, haruslah aku bersabar.
Januari merupakan bulan dimana aku mengajukan
proposal skripsi. Sebenarnya, aku sudah menyelesaikan proposal skripsi ini,
tapi karena dosen yang tidak ada kabarnya menghilang. Ternyata, harus aku
menunggu karena beliau dirawat di rumah sakit. Ya sudah, seminar proposal
haruslah ditunda. Maaf, itu pin pertama *ala Mamah Dedeh*
Februari. Akhirnya setelah revisi sana-sini,
barulah bisa aku melakukan penelitian. Target akhir Januari beralih menjadi
minggu kedua Februari untuk pelaksanaan skripsi. Ya sudah, mungkin yang
terbaik(?)
Februari, Maret, pertengahan April penelitianku
selesai. April kuhabiskan di perpustakaan pusat, demi skripsi yang cepat
selesai. Mei, awal sesuai target akhirnya bab 4-ku selesai. Namun supervisi
yang kurtargetkan di pertengahan April ternyata harus diundur. Kenapa? Karena
dosenku itu tidak mau kalau Cuma aku saja yang disupervisi, jadi harus semua
mahasiswa bimbingannya, jadi harus disupervisi bersama. Aku pun mengalah,
diundur sudah supervisi ini.
Juni minggu ketiga, skripsiku selesai. Namun, belum
mendapat ijin untuk seminar hasil dari dosen yang sakit tersebut. Berhubung
beliau dosen pembimbing pertama, jadinya menunggu beliau sehat. Dan oh Tuhan!
Tahukah kalian? Ketika sudah menjadwalkan hari untuk seminar hasil, ternyata
saat aku meminta tanda tangan, beliau bilang kalau skripsiku tidak jelas.
Selain itu, beliau tidak mau tanda tangan lembar persetujuanku! Akhirnya,
dengan amat sangat, aku harus revisi ke dosen itu. Harus diundur lagi J
Juli-Agustus-September aku habiskan ke dosen
pembimbing pertama itu. Meski debat kusir, namun beliau bersikukuh untuk terus
merevisi. Kesabaranku diuji sekali kalau aku ingat momen itu. Sungguh!
Mungkin beliau sudah bosan denganku yang hadir
setidaknya seminggu dua kali. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku dibolehkan
untuk melakukan smeinar akhir. Akhirnya! Intinya, beliau sudah lepas tangan.
Maksudnya, beliau sudah mau merevisi lagi. Silakan revisi ke dosen yang lain,
dan beliau tidak akan hadir saat seminarku nanti. Inilah waktunya pertunjukan!
September akhir, aku sudah melakukan seminar hasil.
Apa yang ditunggu kemudian? Yaitu ujian skripsi alias komprehensif!
Sudah bulan
Oktober, menuju kompre, sungguh cobaan. Kenapa tidak? Dosen penguji nanti pergi
ke Jepang! Aku dapatkan kabar bahwa beliau ke Jepang selama seminggu. Duh! Masa
iya harus diundur lagi? Akhirnya beliau membolehkan kami untuk mengganti
beliau. Dengan persetujuan beliau –dan ketua jurusan tentunya—aku mengganti
dosen penguji skripsiku. Kompre berakhir, sudah dinyatakan lulus dan tidak
perlu mengulang ujian skripsi. Syukur, akhirnya lulus! Apa yang ditunggu
selanjutnya? Pengukuhan sarjana pertanian (SP) oleh jurusan.
November tanggal 18 akhirnya dinyatakan lulus oleh
jurusan Budidaya Pertanian tercinta J Semua perjuangan terbayar sudah. Langkah demi langkah, segala tangis
dan tawa berakhir sudah. Tinggal menunggu momen wisuda yang entah kapan
dilaksanakan.
Desember? Jangan lupa untuk mengurus SKL (Surat
Keterangan Lulus) dari Fakultas Pertaian tersayang. Karena, tanpanya, kita
tidak bisa mendaftar wisuda. Tiada halangan berarti untuk mengurus SKL ini.
Urusan daftar-mendaftar wisuda juga lancar jaya. Aku masuk periode 7, yang tak
tau tanggal berapa diadakan. Yang penting SKL sudah di tangan! Setidaknya sudah
bisa mendaftar pekerjaan J
Di tahun ini aku belajar banyak makna bersabar.
Karena aku bukan penyabar, selalu ingin yang cepat, cepat, dan cepat! Selain
itu, di tahun ini aku diajarkan untuk selalu mengontrol emosi. Dan aku orangnya
memang ekspresif sekali (baca: emosian). Oleh karena itu, sudah saatnya –untuk
ke depannya—aku mengendalikan amarah, ya.
Terimakasih untuk tahun ini yang begitu butuh
kesabaran ekstra! Jadi, mari persiapkan badan, pikiran, dan hati untuk
menyambut tahun depan! J
0 comments