• Home
  • Author
  • Send a raven!
spotify goodreads SoundCloud

Huis van Abdï

Diberdayakan oleh Blogger.
May all beings everywhere be happy and free~

At Saturday, I attended music festival in Gelora Bung Karno. At Plaza Barat precisely. I'm kind of forget when I bought the 2-days ticket, all I want to do is to watch my favourite bands to perform!

If I'm not mistaken, it was one year after I saw my last music performance. I watched White Shoes & the Couples Company (WSATCC) at Taman Ismail Marzuki with my friend, Diah. That night was very crowded and other viewers were enjoyed the stage. So did I and Diah!

Swinging, singing, yelling all you name it in music concert. But I feel different experience when I attended the festival called Hobby Ground by Kaskus.

When WSATCC came to the stage, all I want is singing and swaying along their performances. Unfortunately, I can not did it freely. People around me seemed not enjoying the stage, they not even singing. Most of them just record via their expensive phone ew.

To me my self, the essential part of watching music concert is singing along them, the artists. Place your camera or your smartphone, minimise the use of it. Enjoy your surrounding. Feel the atmosphere.

Not all of audience enjoy performers I guess. Some of them just wait for the next artist because of the crowd that almost full. Some others may stand all the time, from the beginning of the first performance till the end.

Well, whatever. It's their right to not to sing or dancing.

Along the show, I captured several photos of the stage. Not many, tho because I'm too much dancing hahahaha!

Gho$$'s performance at music stage via mine
Finally I saw her to rapping and hip-hopping around! via mine
This is my very first to watch Ramengvrl. I'm so impressed by how she's so original and be herself. No sugar-coating or smooth words but Ramengvrl just be her!

This was what I came for! via mine
After one year not watch any gigs, I saw you again Mr. and Mrs Company!

To be honest, all the songs they sang were too ordinary to me who self-acclaimed as die-hard fans of them! Haha. No new song. But their stage always full of dances and....interesting thing. That day, I saw Mrs. Sari used wax to her hair. So shiny and it's so vintage!

I always enjoy their performance, the hell with crowd! Haha!

The other artists are Elephant Kind, Afgan, and Dipha Barus. I didn't photographed Dipha Barus since it so crowded and all I did was just dancing! My first watch also to him. Hail him!


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Halo! Apa kabar? Semoga seluruh makhluk berbahagia, termasuk kalian yang membaca!

Pertama kali aku dengar lagu ini langsung mikir "kok Bandaneira banget?" Apa karena ada Rara Sekar? Juga akustik seperti Bandaneira? Mungkin.

Menurutku ini lagu magis dari lagu-lagu Hindia alias Baskara Putra sejauh ini. Aku selalu punya satu lagu magis dari setiap penyanyi/ band yang aku dengar. Dan pilihanku jatuh ke Membasuh.

Selain karena bisa bikin eargasm, liriknya juga dalam. Bukan sekadar permasalahan antara orang-orang tapi lebih ke refleksi diri kali, ya. Setelah baca lirik lagunya, akhirnya pikiranku tertuju ke kalimat bahasa Sanskerta: tat tvam asi. Apa yang kita beri ternyata berbalik ke pad akita sendiri, alias kita memberi pada diri kita sendiri.

Meski terdengar sedih, sendu, dan muram menurutku lagu ini jauh dari itu. Menurutku lagu ini adalah ketika kita bersedia menerima dan menjadi ikhlas dengan apa yang sudah kita beri. Meski nanti, sekembalinya apa yang kita beri itu dalam bentuk lain yang tak terduga. Sungguh, ketika menyadari adalah saat-saat yang berbahagia. Semoga.


Hindia via Genius.com

Selamat menyimak! (Jangan lupa dengarkan jua lagunya!)




****

Selama ini ‘ku nanti
Yang ‘ku berikan datang berbalik
Tak kunjung pulang apapun yang terbilang
Di daftar pamrihku seorang
Entah, tapi tanpa disadari diam-diam aku menantikan sesuatu yang kuberi kepada orang-orang. Sesuatu entah materiil atau moriil. Aku menanti sangat lama, sampai-sampai aku bertanya apakah yang kuberikan pada mereka akan kembali berpulang kepadaku? Apapun itu?

Telat kusadar hidup bukanlah
Perihal mengambil yang kautebar
Sedikit air yang kupunya
Milikmu juga, bersama
Makin lama makin aku berpikir bahwa kita hidup bukan untuk mengambil kembali apa yang sudah kita beri. Ada yang lebih daripada itu. Ada hal yang lebih dari sekadar memanen apa yang kita tanam. Milikku, apapun itu ternyata ada milikmu jua. Ternyata kita saling memiliki apa yang kita punyai.

Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar ‘tuk mengampuni, ‘tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering, bisakah kita tetap membasuh?
Aku bertanya-tanya, jika kita ingin memberi apakah keadaanku dan keadaanmu harus sama? Kuharap tidak. Karena kupikir, kita bisa saling memberi meski keadaannya berbeda. Harusnya kita saling bisa mengobati, apapun keadaannya. Sedang baik atau tidak. Kita cukup besar untuk saling mengasihi. Lagipula kita juga cukup besar untuk melupakan kesalahan di masa lampau. Seperti yang kukatakan, meski sedang tidak baik-baik saja kita harusnya bisa saling membasuh kotoran-kotoran kita di masa lalu.

Kita bergerak dan bersuara
Berjalan jauh, tumbuh bersama
Sempatkan pulang ke beranda
‘Tuk mencatat hidup dan harganya
Kita saling berkembang dengan cara kita sendiri, menyuarakan apa yang ada di kepala. Berjalan pelan atau cepat, tumbuh berkembang jua. Bagaimanapun jangan lupa untuk kembali ke tempat kita berawal. Awal dimana kita bertumbuh untuk mengetahui seberapa berharga hidup yang sudah kita jalani.

 Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Meski banyak yang kuberikan, nyatanya kurasa tidak berkurang. Apa yang kuberi kembali pada diriku sendiri. Inilah makna hidup yang kucari selama ini. Memberi tanpa pamrih, karena sebenarnya kita memberi pada diri sendiri.




Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Newer Posts
Older Posts

Valar morghulis

About Me

Me, is an enigma --for you, for the universe and for I myself. I write what I want to write. Scribo ergo sum. I write, therefore I am.

Follow Me

  • spotify
  • goodreads
  • SoundCloud

Hot Post

Maester's Chamber

  • ►  2024 (1)
    • ►  Maret 2024 (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari 2023 (1)
  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  Januari 2022 (1)
  • ►  2021 (5)
    • ►  Oktober 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (1)
  • ►  2020 (38)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (2)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (18)
    • ►  Januari 2020 (12)
  • ▼  2019 (9)
    • ►  Desember 2019 (1)
    • ▼  November 2019 (2)
      • Different Festival, Different Taste
      • Interpretasi Lagu Membasuh oleh Hindia, Rara Sekar
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Juli 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (2)
    • ►  Februari 2019 (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (2)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (1)
    • ►  Januari 2018 (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  September 2017 (3)
    • ►  Agustus 2017 (1)
    • ►  Juli 2017 (2)
    • ►  Juni 2017 (1)
    • ►  Mei 2017 (1)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  Maret 2017 (4)
    • ►  Februari 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (3)
  • ►  2016 (10)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (1)
    • ►  Agustus 2016 (1)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (1)
    • ►  Maret 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (22)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  Oktober 2015 (1)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (6)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (2)
    • ►  Maret 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (1)
  • ►  2014 (5)
    • ►  Desember 2014 (1)
    • ►  September 2014 (4)

Tags

acara berjalan-jalan dapur kamar renungan kamar tengah kotak musik perpustakaan ruang tengah taman belakang

Created with by ThemeXpose