Refleksi Hari Ulang Tahun
Kemarin, hari Kamis, 9 Juni 2017, saya berulang tahun. Setidaknya itu menurut standar umum. Saya lantas bertanya, memang makna ulang tahun itu apa?
Memaknai ulang tahun pasti berbeda-beda setiap orang. Ada yang bermakna bertambah usia, berkurang usia, (seharusnya) menjadi dewasa, dan lain sebagainya. Untuk saya sendiri, apa itu ulang tahun?
Dari pemaknaan kebahasaan (menurut saya), ada dua kata di sini yaitu ulang dan tahun. Tahun yang berulang? Mungkin. Saya sedang malas mencari kenapa akhirnya disebut ulang tahun. Akhirnya, saya merasa ulang tahun yaitu keadaan dimana kita mengulang tanggal dan bulan di tahun-tahun berikutnya dalam hidup kita. Ngomong-ngomong, kenapa tidak ulang tanggal atau ulang bulan ya? Karena kemungkinan jika terlalu sering mengulang tanggal dan bulan, sehingga akan mengalami kebosanan. Selain itu, apabila dirayakan sangat tidak ekonomis karena membuat pengeluaran tiap bulannya. Oke, setidaknya itu menurut saya.
Pemaknaan ulang tahun bisa jadi berbeda, merayakannya juga bisa jadi berbeda. Ada yang dengan mengundang teman, atau hanya mengundang keluarga dan teman dekat. Ada yang meriah, ada yang khidmat. Ada yang diberi kejutan, ada yang malah memberi kejutan. Dan ada juga yang tidak dirayakan, itu semua tergantung.
Lalu, apa hasil refleksi ulang tahun saya yang kedua puluh tiga ini?
Saya berpikir, kalau tubuh kita sebenarnya melakukan proses yang berulang-ulang. Tanpa diingatkan, tanpa diatur, dan tanpa diperintah. Secara teknis, tubuh kita memperbarui terus-menerus dan berulang. Mereka tidak kenal satuan waktu. Tidak kenal apa itu sekon, apa itu bulan, apa itu tahun. Dia membelah berulang kali, hingga menjadi kita yang baru setiap. Jadi, masihkah berulang tahun menjadi sesuatu yang spesial? Masihkah berulang tahun merasa menjadi diri kita baru sementara sel-sel di dalam tubuh kita bekerja memperbarui kita tanpa henti?
Jika Anda tanya saya, maka jawabannya adalah tidak.
Hal yang menjadikan hari ulang tahun terasa spesial yaitu surprise yang kadang muncul. Sesuatu di luar dugaan kita, yang beruntungnya, membuat kita bahagia. Karena selain teringat akan ulang tahun kita, kita juga merasa mendapat apresiasi dari lingkungan pertemanan kita. Hingar-bingar kejutan, apalagi mendapat kejutan yang memang kita idam-idamkan sangatlah menyenangkan. Meskipun saya belum pernah diberi kejutan yang "wow" dan tidak terlupa.
Akhirnya, selamat ulang tahun kepada diri saya sendiri. Suatu bentuk apresiasi kepada diri sendiri, terhadap apa yang sudah saya lakukan selama 23 tahun. Tidak akan sampai fase ini tanpa campur tangan dari orang tua, keluarga, sahabat, guru, serta orang-orang lain yang membantu hingga saat ini.
Sekali lagi, selamat ulang tahun Afrizal Maulana Abdi!
Memaknai ulang tahun pasti berbeda-beda setiap orang. Ada yang bermakna bertambah usia, berkurang usia, (seharusnya) menjadi dewasa, dan lain sebagainya. Untuk saya sendiri, apa itu ulang tahun?
Selamat ulang tahun! via Pinterest
Dari pemaknaan kebahasaan (menurut saya), ada dua kata di sini yaitu ulang dan tahun. Tahun yang berulang? Mungkin. Saya sedang malas mencari kenapa akhirnya disebut ulang tahun. Akhirnya, saya merasa ulang tahun yaitu keadaan dimana kita mengulang tanggal dan bulan di tahun-tahun berikutnya dalam hidup kita. Ngomong-ngomong, kenapa tidak ulang tanggal atau ulang bulan ya? Karena kemungkinan jika terlalu sering mengulang tanggal dan bulan, sehingga akan mengalami kebosanan. Selain itu, apabila dirayakan sangat tidak ekonomis karena membuat pengeluaran tiap bulannya. Oke, setidaknya itu menurut saya.
Pemaknaan ulang tahun bisa jadi berbeda, merayakannya juga bisa jadi berbeda. Ada yang dengan mengundang teman, atau hanya mengundang keluarga dan teman dekat. Ada yang meriah, ada yang khidmat. Ada yang diberi kejutan, ada yang malah memberi kejutan. Dan ada juga yang tidak dirayakan, itu semua tergantung.
Lalu, apa hasil refleksi ulang tahun saya yang kedua puluh tiga ini?
Saya berpikir, kalau tubuh kita sebenarnya melakukan proses yang berulang-ulang. Tanpa diingatkan, tanpa diatur, dan tanpa diperintah. Secara teknis, tubuh kita memperbarui terus-menerus dan berulang. Mereka tidak kenal satuan waktu. Tidak kenal apa itu sekon, apa itu bulan, apa itu tahun. Dia membelah berulang kali, hingga menjadi kita yang baru setiap. Jadi, masihkah berulang tahun menjadi sesuatu yang spesial? Masihkah berulang tahun merasa menjadi diri kita baru sementara sel-sel di dalam tubuh kita bekerja memperbarui kita tanpa henti?
Jika Anda tanya saya, maka jawabannya adalah tidak.
Penting untuk diingat, sepertinya makna ulang tahun bukan sekadar bertambahnya atau berkurangnya usia. Saya memaknainya dengan pertanyaan kepada diri saya sendiri: "sudah sejauh mana kamu melangkah? Apakah ini jalan yang kauinginkan?". Ya, terkadang bertanya menjadi hal krusial yang penting ditanyakan pada diri sendiri..
Hal yang menjadikan hari ulang tahun terasa spesial yaitu surprise yang kadang muncul. Sesuatu di luar dugaan kita, yang beruntungnya, membuat kita bahagia. Karena selain teringat akan ulang tahun kita, kita juga merasa mendapat apresiasi dari lingkungan pertemanan kita. Hingar-bingar kejutan, apalagi mendapat kejutan yang memang kita idam-idamkan sangatlah menyenangkan. Meskipun saya belum pernah diberi kejutan yang "wow" dan tidak terlupa.
Akhirnya, selamat ulang tahun kepada diri saya sendiri. Suatu bentuk apresiasi kepada diri sendiri, terhadap apa yang sudah saya lakukan selama 23 tahun. Tidak akan sampai fase ini tanpa campur tangan dari orang tua, keluarga, sahabat, guru, serta orang-orang lain yang membantu hingga saat ini.
Sekali lagi, selamat ulang tahun Afrizal Maulana Abdi!
Agar suasananya tidak terlalu kelam, mari ceriakan tulisan kali ini dengan berdendang bersama Postmodern Jukebox!
0 comments