Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir #2

by - 1/29/2015

Setelah kemaren, akhirnya saya sempro alias seminar proposal saudara-saudara! Akhirnya~ Nah, catatan saya tentang para pejuang skripsi tidak sampai di bagian #1 saudara-saudara setanah air! Masih ada catatan-catatan lain untuk para pejuang skripsi yang perlu dibeberkan dan diceritakan setajam........
cutter! *sambil melet-melet*


Seminar saya berkutat dengan topik kemaren, akhirnya etnobotani! Saya juga bersemangat! Karena emang itu topik yang saya perjuangkan dengan sepenuh tenaga dan sesuai renjana! Oiya, saya di sini ga mau bahas waktu sempro saya, cuma mau bahas kendala-kendala yang biasa menghadang para pejuang skripsi. BRACE YOURSELF PEJUANG SKRIPSI!


Nah, saya sendiri udah merasakan bagaimana memperjuangkan lembaran kertas yang saya sebut proposal penelitian. Mulai dari nungguin dosen, revisi, debat karena metodenya ga jelas, sampe akhirnya acc dan boleh seminar itu sangat melegakan! Untuk saya sendiri, pada tahan seminar proposal ada beberapa kendala yaitu:

Dosennya liburan!
Itu yang bikin saya seminggu mati kutu, dosen saya bergantian liburan! Dosen pendamping liburan seminggu di akhir tahun dan asisten dosen saya seminggu kemudian liburan pula! Seminggu juga! Antara gondok dan mati kutu, akhirnya Hayati cuma bisa nangis di bawah shower, Bang....
 Saya anteng di kampus, dosennya susah ditemui
Ya, di saat semangat dalam memperjuangkan skripsi berada pada puncaknya, eh dosennya sibuuuuk banget. Entah rapat, ikut workshop, sampai pulang lebih awal karena ada sesuatu yang ada di hatimu. Anteng nungguin mulai pagi, sampe lupa gimana caranya sarapan, sampe siang dosennya SMS "besok aja ya". Kratak </3. Matilah Hayati, Bang! Hayati bebelain bangun pagi, ga sarapan dosennya kirim SMS begituan. Saya cuma bisa bilang: "Bunuh Hayati dengan lembaran kertas proposal ini, Bang...."
Dosennya anteng di kampus, sayanya mager
Nah ini kebalikan dari kasus sebelumnya, di saat dosen sedang tidak ada agenda, malah sayanya yang mager! NGAKU DEH YANG NGELAK MAGER KE KAMPUS! Kita sebagai manusia normal tentunya punya masalah tersebut. Karenanya, di saat kita (terlanjur) posisi wenak di kasur kosan yang bagai punya magnet, dosen dengan antengnya di ruangan. Kalo begini ya ga tau lah Hayati!
Mengerti topik, tapi dosen belum
Itulah penyebab proposal kita masih in progress. Saat kita udah mengerti dan paham betul, nah ini dosennya masih awal dengan topik ataupun metode yang kita akan pakai dalam penelitian nanti, sehingg kita harus mencetak berlembar-lembar pustaka dalam rangka meyakinkan dosen. Agar kita sama-sama mengerti, sama-sama paham. Nah, terkadang saya juga agak gondok sih, soalnya kan memperlama proses seminar :( ngabis-ngabisin duit buat ngeprint. Tapi kalo ga gitu, proposal kita masih mangkrak di meja dosen. Kemungkinan paling terburuk adalah kita disuruh buat proposal lagi alis ganti topik penelitian! NOOOO! 
Dosen nyuruh ini itu, kita melongo karena tak paham
ini kebalikan dari poin sebelumnya. Biasanya terjadi pada mahasiswa yang mengambil topik proyek dosen. Di Fakultas Pertanian sendiri, ada dosen yang mau berbagi dan segaja memberi proyek penelitian kepada mahasisnya, sebagai penelitian mahasiswa tersebut. Enak kan? Enaknya kita ga cari permasalahan dan topik lagi karena sudah ditentukan sebelumnya oleh dosen. Di sisi lain kalau kita kurang membaca dan tak paham dengan proyek tersebut, maka akan menjadi celaka bagi kita! Biasanya kan topik proyek penelitian kan ga main-main, terus topik yang dipilih khusus, makanya kalau kita kurang mengerti tentang topik, kalo sya sih mending mundur aja, soalnya berisiko banget!

Keknya sih itu ya yang menjadi kendala, ga cuma saya tapi buat mahasiswa seangkatan saya. Masalah membuat kita kuat. Apalagi para jombski tuh yang udah kuat dan seterong menghadapi masalah, apalagi masalah hati da perasaan. Ya kan, Jombs?

Akhirnya, ingatlah pesan Patrick Si Bintang Laut!

 

You May Also Like

0 comments