Halo! Ini topik yang sensitif bagi sebagain orang, ya namanya juga krisis. Tapi sumpah, ini topik yang tidak akan habis dibahas semalam suntuk bak tugas membangun candi dalam semalam.
Krisis seperempat abad ini akan menemani kita hingga usia yang berbeda tiap orang, mungkin di menuju kepala tiga. Atau bahkan, sebelum itu? Mungkin.
Setidaknya untuk saya, fase ini masih menemani hingga sekarang. Tidak sampai terlalu akut, sih, overthinking-nya. Tapi tetap, membikin pikiran gundah gulana.
Anjing ras golden retriever sedang tersenyum via Unsplash/@JohnPrince |
Tahun ini saya berusia 27 tahun, tetapi masih akrab sekali dengan krisis yang satu ini. Memikirkan secara berlebihan, dan tentunya masih mengalami kegalauan yang tak habis-habis.
Bersyukur sebenarnya kegalauan ini tak terbatas, karena artinya saya masih bertahan. Masih hidup, dan ingin hidup. Masih ada yang harus dicapai, diraih, dan dikerjakan.Masih ingin mengalami jatuh dan bangun.
Abdi, kamu kuat. Kamu bertahan, kamu berjuang, kamu hidup, dan menghidupi. Tetaplah hidup (dan menghidupi)!