Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir #5
Berhentilah merengek! via pinterest.com
Jadi, menginjak bulan kedelapan, aku belum seminar hasil. Ya sudahlah. Kuingat beberapa petikan kalimat sakti "karena skripsi bukan lomba lari, jadi lakukan versi terbaikmu. *menghibur diri*
Memang, skripsi bukan lomba lair, tapi, tidakkah kau memikirkan uang SPP yang harus dibayar lagi karena kau memasuki semester sembilan? *galau*
Selalu ada pertimbangan sebenarnya. Tapi, apakah itu cukup? Kembali, kepada diri masing-masing
Oh ya, aku heran sekali. Entah memang begitu atau tidak.
Jadi, yang membuatku terheran-heran ialah, haruskah aku mengeluh? Haruskah aku melaporkan diri tentang apa yang terjadi saat ini kepadaku? Berharap agar orang lain bersimpati kepadaku?
Kulihat, teman-temanku yang memasang foto profil atau status yang sedih dan penuh derita a la mahasiswa tingkat akhir, lebih cepat mencapai "garis finish" daripada yang berusaha tegar dan seolah tidak menderita. Padahal, semua derita mahasiswa tingkat akhir itu sama.
Apakah itu suatu keharusan? Keharusan untuk memperbarui status di Facebook misalnya, tentang menjadi mahasiswa tingkat akhir yang penuh derita?
Entahlah. Aku hanya bertanya-tanya penuh rasa penasaran.
Jadi, lebih baik aku mengikuti rengekan mereka seperti di media sosial? Ataukah tidak, untuk segera mencapai "garis finish"?
0 comments